CARI

Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pembangunan Indonesia

SIFAT-SIFAT PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA


1. Kenaikan produktivitas
Kenaikan output secara berkesinambungan merupakan perwujudan dari pertumbuhan ekonomi. Kenaikan produktivitas output menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Casedan Fair, 1999;326)
grg
2. Perkembangan teknologi merupakan dasar atau prakondisi bagi berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan.
3. Untuk mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung di dalam teknologi baru, perlu diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi. Inovasi dalam bidang teknologi harus dibarengi dengan inovasi dalam bidang sosial.
4. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai olehkenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupunmenyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber dayamanusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
5. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak.Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI

1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia merupakan factor yang penting terhadap tinggi rendahnya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Karena dalam proses produksi, SDM memiliki peran sebagai tenaga kerja dan sebagai pengusaha yang bertugas untuk memanfaatkan berbagai faktor produksi yang tersedia untuk memproduksi barag dan jasa. Selain itu, SDM juga dapat berperan dalam menciptakan teknologi yang berguna dalam mengoptimalkan produksi. Maka setiap Negara harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengembangkan ilmu pengetahuan, pendidikan, serta memberikan pelatihan dan keterampilan.
2. Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber daya alam merupakan faktor produksi untuk memproduksi barang. Sehingga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Karena dengan tersedia nya sumber daya alam dapat meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) suatu Negara, dengan PDB yang tinggi maka dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
3. Perkembangan Teknologi
Teknologi merupakan salah satu faktor pertumbuhan ekonomi. Karena dengan teknologi akan mempermudah dalam sumber daya alam yang tersedia. Dan dengan menggunakan teknologi yang modern dapat meningkatkan produktivitas dan menghemat biaya produksi.
4. Ketersediaan Modal
Tersedianya modal dapat berpengaruh terhadap tingkat produktivitas . rendahnya modal yang tersedia maka menyebabkan rendahnya produktivitas. Kurang tersedianya modal disebabkan kemampuan menabung yang rendah. Dalam hal ini karena tingkat pendapatan yang rendah sehingga pendapatan yang dimiliki masyarakat digunakan hanya cukup untuk konsumsi. Dan menyebabkan investasi tidak dapat berkembang.
5. Manajemen
Perekonomian dalam suatu negara akan berkembang pesat apabila dikelola dengan baik. Sistem pengelolaan inilah yang dinamakan manajemen. Seperti halnya bangsa Indonesia, memiliki potensi sumber daya alam yang beragam dan melimpah serta jumlah penduduk yang besar, apabila potensi yang ada dikelola dengan baik maka dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
6. Kewirausahaan
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah seseorang yang mampu dan berani untuk mengambil risiko dalam melakukan suatu usaha guna memperoleh keuntungan. Peranan wirausahawan dalam memajukan perekonomian telah terbukti dari masa ke masa. Wirausahawan dalam melakukan investasi akan memperluas kesempatan kerja, meningkatkan output nasional, dan meningkatkan penerimaan negara berupa pajak.
7. Informasi
Salah satu syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang. Informasi sangat menunjang pertumbuhan ekonomi karena pelaku-pelaku ekonomi dapat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang akurat dan cepat.
8. Budaya
Budaya merupakan bukan faktor ekonomi dalam menentukan pertumbuhan nasional. Namun faktor budaya memberikan dampak tersediri terhadap perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Faktor ini berfungsi sebagai pendorong dan sekaligus faktor penghambat pertumbuhan ekonomi. Budaya yang dapat mendorong adalah sikap kerja keras,jujur,dan ulet dll. Dan budaya yang menghambat yaitu sikap anarkis, boros,KKN dll.
DAMPAK PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERMASALAHAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

Jumlah populasi manusia meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. peningkatan pertumbuhan penduduk tersebut mempengaruhi berbagai aspek seperti pembangunan ekonomi pada setiap Negara di dunia.namun dampaknya berbeda-beda terhadap Negara yang maju dan Negara yang berkembang. Pertumbuhan penduduk pada Negara berkembang memiliki dampak yang positif, seperti yang terjadi di Negara-negara Eropa barat yaitu mempercepat proses indrustrialisasi. Selain itu pertumbuhan penduduk membantu perekonomian Negara ersebut yang kaya akan sumber daya modal namun memliki tenaga kerja yang sedikit. Pada Negara tersebut kurva penwaran buruh bersifat elastis sehingga tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi justru akan menaikkan produktivitas.
Akan tetapi bagi Negara yang berkembang hal tersebut berlaku sebaliknya. Pertumbuhan penduduk justru berdampak negatif. Karena dapat meghambat pertumbuhan ekonomi. karena pada Negara yang berkembang sumber daya modalnya sedikit dibandingkan dengan negara maju sedangkan jumlah tenaga kerja yang tersedia melimpah. Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan berkurangnya lahan dan banyaknya pengangguran.selain itu menyebabkan kelangkaan sumber daya ekonom seperti kebutuhan penduduk karena permintaan akan kebutuhan pokok dan kebutuhan hidup lainnya meningkat, namun penawaran barang dan jasa tidak dapat ditingkatkan dalam jangka waktu yang singkat karena kurangnya bahan mentah,tenaga kerja ahli, modal dll. Sehingga naiknya biaya produksi perusahaan-perusahaan dan menyebabkan harga barang pun ikut naik sehingga terjadi lah inflasi.

Pengaruh Suku Bunga Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah optimistis ekonomi Indonesia pada 2018 tumbuh positif 5,4%. Konsumsi, investasi dan net ekspor akan menjadi harapan utama pemerintah dengan pertumbuhan sektor manufaktur sebagai motor penggeraknya.
Optimisme ini kompak disampaikan Kepala badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara dan Lili Yan Ing, Staf Khusus Bidang Isu Strategis, Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan saat menghadiri diskusi DBS economic outlook 2018, Selasa (21/11) di Jakarta.
Suahasil menyatakan pemerintah memprediksi perekonomian Indonesia akan membaik pada 2018. Sementara tahun ini pertumbuhan diyakini akan tetap berada pada kisaran 5,1%-5,2% mengikuti gelombang perekonomian dunia yang juga membaik.
Pada kuartal III/2017 investasi tumbuh sebesar 7,1 %, angka tertinggi sejak terakhir berada di kisaran yang sama pada 2011. Sementara itu, net ekspor yang biasanya hanya tumbuh 2%-3%, pada kuartal III/2017 juga tumbuh signifkan dengan pertumbuhan ekspor 17% dan impor sebesar 15% .
“Artinya kegiatan ekonomi mulai jalan, konsisten dengan investasi yang ada di 7%,” jelas Suahasil.
Sektor ekspor-impor diharapkan akan terus berjalan sehingga mampu menggerakkan kegiatan perekonomian di sektor-sektor lain.
Itulah yang diharapkan akan membantu pertumbuhan ekonomi. Sayangnya, pertumbuhan konsumsi belum mengikuti. Konsumsi masih berada pada di angka 4,9%. “Kita harapkan konsumsi bisa pick up di atas 5%,” kata Suahasil.
Meski begitu, Suahasil menambahkan, ini situasi yang diyakini akan membuat pertumbuhan ekonomi di kuartal IV/2017 lebih baik dari sebelumnya sehingga 2018 pun dapat dipandang dengan optimis.
Optimisme itu juga dinyatakan Lili yang menyampaikan Indonesia berpotensi menjadi trade hub bagi negara-negara di Asia Tenggara. Lili menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang tertinggi dibanding negara-negara lainnya.
“Jadi sebetulnya Indonesia harus bisa cukup optimis. Dari sisi perdagangan kita optimis akan tumbuh 5,6% dan ekspor akan tumbuh pada kisaran 5,5% sampai 6,2%,” jelas Lili.
Angka pertumbuhan yang dicetak Indonesia termasuk yang tertinggi dibanding negara-negara lainnya. Pasalnya, dunia mengalami pertumbuhan ekonomi paling tinggi 3,6% setelah krisis ekonomi global. Sementara negara-negara berkembang mencatat pertumbuhan 4,2% dan negara maju tumbuh 2,2%.
Lili menekankan, tahun ini harus dimulai dengan positif. Investasi Januari sampai September 2017 mengalami peningkatan 13%. Dari sisi consumer confidence index saat ini Indonesia memiliki 121 index sedangkan dari sisi produsen ada 109 index.
Sektor riil pun mengalami peningkatan seperti penjualan sepeda motor, mobil dan semen yang naik hingga 62 juta ton. Electricity pun mengalami kenaikan hingga 276 juta KWatt. “Ini menunjukkan terjadinya perbaikan dalam dua tahun terakhir,” kata Lili.
Untuk mendukung itu semua, baik Lili maupun Sua menekankan pentingnya peran swasta membantu memberikan aliran dana dan suntikan kredit bagi sektor manufaktur. Terlebih, sektor manufaktur mengalami penurunan alokasi kredit dari 44% pada 2002 menjadi hanya 26% di tahun 2017.
Perbankan dan sektor usaha lainnya diundang untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah, terutama untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur yang saat ini terdapat 245 proyek prioritas yang menjadi proyek strategis nasional.
Upaya lain yang akan dipastikan pemerintah adalah memfasilitasi kepentingan pengusaha dengan mereview tarif input dan barang permodalan agar lebih mudah diakses dengan harga yang tidak memberatkan serta memastikan terciptanya fair competition agar pengusaha dapat bersaing secara sehat dan bekerjasama.
Prioritas lainnya adalah upaya mendorong pengusaha yang berbasis di Indonesia dapat melakukan ekspansi bisnis ke negara-negara mitra dagang Indonesia.
Optimisme ini masih dipandang sulit oleh pengamat ekonomi sekaligus mantan menteri keuangan pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Chatib Basri menilai 5,4% untuk tahun ini tidak terlalu mudah, namun ada harapan untuk bisa tumbuh 5,2%-5,3%. Menurutnya, sektor andalan pun masih konservatif, yakni akan tetap bergantung pada komoditas sehingga perbaikan dari harga komoditas akan memiliki pengaruh.
Di sisi lain juga harus memperhatikan dampak dari konsumsi.  “Jika harga komoditas naik di akhir Desember, mungkin 5,4 tidak terlalu mudah, tapi kalau bicara 5,2 % mudah-mudahan bisa dan growth akan lebih baik di 2018,” kata Basri.

Pengaruh Suku Bunga Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Tingkat suku bunga merupakan salah satu tolak ukur yang memicu pertumbuhan perekonomian suatu negara. 

Kebijakan yang dibuat oleh bank sentral ini (Bank Indonesia) bisa berimbas di berbagai sektor kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi ini meliputi perputaran arus keuangan/perbankan yang meliputi: tabungan,  investasi, inflasi  yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah.

Negara dengan nilai tukar yang kuat (memiliki jumlah transaksi besar) memiliki pengaruh yang kuat terhadap fundamental perekonomian dunia sehingga kebijakan bak sentral dari negara maju terhadap suku bunga ini biasanya akan direspons oleh para pelaku pasar dan para penanam modal untuk memanfaatkan momen tersebut guna mendapatkan keuntungan yang maksimal.


Suku bunga erat kaitannya dengan kreditor (bank) dan debitor (peminjam). Pada prinsipnya suku bunga adalah harga atas penggunaan uang atau sebagai sewa atas penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu, yang umumkan dalam  'persentase'.

Kebijakan suku bunga ini memiliki pengaruh sebagai berikut seperti dikutip dari www.cermati.com, Senin (24/10/2016):

1.    Pengaruh Suku Bunga terhadap Kapasitas Produksi dan Portofolio Kredit

Dari sisi industri dalam negeri, kenaikan pada suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral seiring dengan berjalannya waktu, akan ada dampak pada jumlah produksi. 

Sisi positifnya adalah tenaga kerja semakin bertambah, hasil produksi meningkat,  akibatnya kapasitas ekspor bertambah sehingga jumlah pengangguran juga menurun akibat banyaknya tenaga kerja yang terserap di dalamnya. 

Efek jangka panjangnya adalah devisa yang masuk ke negara tersebut juga akan semakin besar sehingga akan semakin menguatkan nilai tukar mata uang dalam negeri.

Hal ini berlaku pula sebaliknya, jika saja suku bunga menurun, biasanya pelaku industri akan meresponsnya dengan menurunkan produksi dalam negeri sebagai akibat dari kebijakan manajemen risiko untuk meminimalkan potensi kerugian. 

Dilihat dari manajemen risiko kredit, kenaikan suku bunga seringkali dikhawatirkan oleh para kreditur/bank umum. Misalnya saja untuk industri properti, bisa mengakibatkan tingkat penjualan perumahan semakin menurun. Jika dipaksakan akan berimbas pada kredit macet.

2. Pengaruh Suku Bunga terhadap Perekonomian secara Global 

Ada beberapa hal yang harus diwaspadai terkait kebijakan menaikkan dan menurunkan suku bunga. Tujuannya sebenarnya bagus yaitu demi kesejahteraan rakyat dalam negeri. Oleh karena itu setiap pergerakan suku bunga perlu dipertimbangkan dampak ekonomi yang menyertainya.

Pengaruh Suku Bunga Terhadap KPR


3. Pengaruh Suku Bunga Terhadap  GDP (Gross Domestik Product)

GDP (Gross Domestik Product) ini sebagai salah satu  indikator tingkat kesehatan atas pertumbuhan ekonomi suatu negara. 

GDP juga merupakan salah satu dari indeks utama sistem akun nasional (Sistem of National Accounts-SNA) terhadap pengukuran biaya barang dan jasa. GDP menunjukkan kondisi ekonomi nasional.  

Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto (PDB) adalah sebuah indikator ekonomi untuk mengukur total nilai produksi yang dihasilkan oleh semua Orang dan Perusahaan (baik lokal maupun asing) di dalam suatu Negara.

4. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Kredit Perumahan Rakyat

Pengadaan perumahan merupakan bagian terpenting dalam menunjang kesejahteraan hidup manusia. Naiknya suku bunga berpengaruh terhadap penurunan daya beli masyarakat terhadap produk perumahan. 

Turunnya daya beli terhadap jumlah unit perumahan baru dapat memperlambat perekonomian dan mendorong ke arah resesi. Sebaliknya, peningkatan pada jumlah unit perumahan baru mengindikasikan tumbuhnya perekonomian.

5. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate)

Dampak lanjutan kenaikan suku bunga yang harus dipertimbangkan adalah lesunya perekonomian yang berdampak terhadap menurunnya kesempatan kerja. Produksi yang menurun juga berdampak terhadap pengurangan jumlah karyawan. 

Kita ketahui bersama pengangguran terjadi akibat  ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan dan orang yang membutuhkan pekerjaan, sehingga hanya sedikit saja yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

Seringkali  kebijakan suku bunga ini dimaksudkan untuk memberikan rangsangan dari bank agar masyarakat mau menanamkan dananya pada bank. Untuk menarik minat, dibuatlah kebijakan menaikkan suku bunga simpanan, sehingga masyarakat akan semakin giat untuk menanamkan dananya pada bank, dikarenakan harapan mereka untuk memperoleh keuntungan.

Hal ini berlaku juga sebaliknya, semakin rendah suku bunga simpanan, maka minat masyarakat (atau investor) dalam menabung akan berkurang sebab masyarakat berpandangan tingkat keuntungan yang akan mereka peroleh di masa yang akan datang dari bunga adalah sangat  kecil. 

Dengan mengatur naik turunnya suku bunga, Bank Sentral sebagai pihak yang memiliki otoritas harus berhati-hati dan jeli melihat setiap respon yang terjadi akibat kebijakan tersebut.

1 comment:

  1. Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
    mampir di website ternama I O N Q Q
    paling diminati di Indonesia,
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    ~bandar poker
    ~bandar-Q
    ~domino99
    ~poker
    ~bandar66
    ~sakong
    ~aduQ
    ~capsa susun
    ~perang baccarat (new game)
    segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
    Whatshapp : +85515373217

    ReplyDelete