CARI

MAKALAH ANALISIS RASIO KEUANGAN



Analisis Rasio keuangan

Dennis  (2006)  menyatakan  bahwa  analisis  rasio  keuangan  merupakan metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Menurut Usman (2003), analisis ini berguna sebagai analisis intern bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil keuangan yang telah dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis intern bagi kreditur dan investor untuk menentukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan.

Analisis rasio keuangan ini dapat dibagi atas dua jenis berdasarkan variate yang digunakan dalam analisis, yaitu (Ang, 1997):

1.      Univariate Ratio Analysis

Univariate Ratio Analysis merupakan analisis rasio keuangan yang menggunakan satu variate didalam melakukan analisis. Contohnya seperti
Profit Margin Ratio, Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE).

2.    Multivariate Ratio Analysis

Multivariate Ratio Analysis merupakan analisis rasio keuangan yang menggunakan lebih dari satu variate di dalam melakukan analisis, seperti Alman’s Z-Score dan Zeta Score.

Rasio keuangan merupakan perbandingan dari dua data yang terdapat dalam laporan keuangan peusahaan. Rasio keuangan digunakan kreditur untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dengan melihat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya (Dennis, 2006).
Rasio keuangan dikelompokkan dengan istilah yang berbeda-beda, sesuai dengan tujuan analisisnya. Menurut Nugroho (2003), beberapa rasio keuangan yang sering dipakai oleh seorang analisis dalam mencapai tujuannya, yaitu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri dan rasio likuiditas, untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Brigham dan Daves (2001) dalam Meythi (2005) menggolongkan rasio keuangan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage ratio), rasio aktivitas dan rasio profitablitas. Weygandt et. al (1996) dalam Meythi (2005) menggolongkan rasio keuangan kedalam tiga macam rasio likuiditas, profitabilitas dan solvency. Secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas (Riyanto, 1995).

1)  Rasio Likuiditas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (kurang dari satu tahun). Menurut Munawir (2004), rasio likuiditas dapat dibagi menjadi tiga:

      a.            Current Ratio (CR) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar 
      b.            Quick Ratio (QR) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan terhadap hutang lancar.
 
c.            Working Capital to Total Asset (WCTA) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar terhadap jumlah aktiva.

Dalam penelitian ini rasio likuiditas diproksikan dengan WCTA, karena menurut peneliti sebelumnya, rasio ini yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. WCTA dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyanto, 1995).

WCTA = (aktiva lancar - hutang lancar) jumlah aktiva
Aktiva lancar berupa kas, persediaan dan trade receivables (pendapatan dari dagang). Hutang lancar berupa trade payable, taxes payable dan current maturities of long term debt. Jumlah aktiva merupakan penjumlahan dari aktiva lancar dengan aktiva tetap (ICMD 2004).

2)  Rasio Solvabilitas/Leverage

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini dapat diproksikan dengan (Ang, 1997, Mahfoedz, 1994 dan Ediningsih, 2004):

a.            Debt Ratio (DR) yaitu perbandingan antara total hutang dengan total asset
b.            Debt to Equity Ratio (DER) yaitu perbandingan antara jumlah hutang lancar dan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri
c.            Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER) yaitu perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
d.           Times Interest Earned (TIE) yaitu perbandingan antara pendapatan sebelum pajak (earning before tax, selanjutnya disebut EBIT) terhadap bunga hutang jangka panjang.
 


e.            Current Liability to Inventory (CLI) yaitu perbandingan antara hutang lancar terhadap persediaan.
f.             Operating Income to Total Liability (OITL) yaitu perbandingan antara laba operasi sebelum bunga dan pajak (hasil pengurangan dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dan biaya operasi) terhadap total hutang.
Dalam penelitian ini rasio leverage diproksikan dengan CLI dan OITL, karena menurut peneliti sebelumnya, rasio-rasio ini yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. CLI dapat dirumuskan sebagai berikut (Machfoedz, 1994).

CLI = hutang lancar persediaan
Persediaan (inventory) yang dimaksud adalah barang-barang dagangan atau barang yang dibeli oleh perusahaan untuk dijual lagi. Contohnya seperti: bahan baku, operating supplies (barang yang digunakan perusahaan dalam produksi tetapi tidak menjadi bagian dari produk akhir, seperti bahan bakar), suku cadang (barang hasil produksi perusahaan lain yang dibeli untuk menghasilkan suatu produk, seperti ban untuk pabrik mobil, tali untuk pabrik sepatu) (Reksoprayitno, 1991).

OITL dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyanto, 1995):

OITL = laba operasi sebelum bunga dan pajak jumlah hutang

Laba operasi sebelum bunga dan pajak merupakan hasil pengurangan dari penjualan bersih, harga pokok penjualan dan biaya operasi. Jumlah hutang yang dimaksud adalah penjumlahan antara hutang lancar dan hutang tetap (ICMD 2004).
3)  Rasio Aktivitas

Menurut Ang (1997) rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran (turnover) dari aktiva-aktiva. Rasio aktivitas dapat diproksikan dengan:

a.            Total Asset Turnover (TAT) yaitu perbandingan antara penjualan bersih dengan jumlah aktiva
b.            Inventory Turnover (IT) yaitu perbandingan antara harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata
c.            Average Collection Period (ACP) yaitu perbandingan antara piutang rata-rata dikalikan 360 dibanding dengan penjualan kredit.
d.           Working Capital Turnover (WCT) yaitu perbandingan antara penjualan bersih terhadap modal kerja.

Dalam penelitian ini rasio aktivitas diproksikan dengan Total Asset Turnover (TAT), karena menurut peneliti sebelumnya, rasio ini yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. TAT dapat dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997).
TAT =    Penjualan
Total Aktiva

Penjualan bersih (net sales) merupakan hasil penjualan bersih selama satu tahun. Total aktiva merupakan penjumlahan dari total aktiva lancar dan aktiva tetap.




4)  Rasio Profitabilitas

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (1994), rasio profitabilitas/rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan dalam menggunakan aktivanya, efisiensi ini dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan. Rasio profitabilitas dapat diproksikan dengan:

a.            Net Profit Margin (NPM) yaitu perbandingan antara laba bersih setelah pajak (NIAT) terhadap total penjualannya.
b.            Gross Profit Margin (GPM) yaitu perbandingan antara laba kotor terhadap penjualan bersih.
c.            Return on Asset (ROA) yaitu perbandingan antara laba setelah pajak dengan jumlah aktiva.
d.           Return on Equity (ROE) yaitu perbandingan antara laba setelah pajak

terhadap modal sendiri.

Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diproksikan dengan NPM dan GPM, karena menurut peneliti sebelumnya, rasio-rasio ini yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. NPM dapat dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997).

NPM = laba bersih setelah pajak penjualan bersih
Laba bersih setelah pajak dihitung dari laba sebelum pajak penghasilan dikurangi pajak penghasilan. Penjualan bersih menunjukkan besarnya hasil penjualan yang diterima oleh perusahaan dari hasil penjualan barang-barang dagangan atau hasil produksi sendiri (Reksoprayitno, 1991).
GPM dapat dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997):
 

GPM = laba kotor penjualan bersih
Laba kotor atau gross profit dapat dihitung dari penjualan bersih dikurangi

harga pokok penjualan.


No comments:

Post a Comment