CARI

MAKALAH HUBUNGAN PERTUMBUHAN LABA TERHADAP Working Capital to Total Asset (WCTA),Hubungan Current Liability to Inventory (CLI), Operating Income to Total Liabilities (OITL), Total Assets Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM)



Hubungan  Working     Capital     to     Total     Asset     (WCTA)     terhadap Pertumbuhan Laba

WCTA merupakan salah satu rasio likuiditas (Riyanto, 1995). Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar perusahaan, sehingga mampu membayar utang jangka pendeknya tepat pada waktu yang dibutuhkan (Machfoedz, 1999).
WCTA yang semakin tinggi menunjukkan modal operasional perusahaan besar dibandingkan dengan jumlah aktivanya (total assets). Modal kerja yang besar akan memperlancar kegiatan operasi perusahaan sehingga perusahaan mampu membayar hutangnya, dengan demikian pendapatan yang diperoleh meningkat (Reksoprayitno, 1991). Runy (2002) berpendapat bahwa semakin besar WCTA akan meningkatkan laba yang selanjutnya akan mempengaruhi peningkatan pertumbuhan laba. Hal ini dikarenakan efisiensi dari selisih antara aktiva lancar (current assets) dan hutang lancar (current liabilities). Pengaruh optimum WCTA terhadap pertumbuhan laba berbeda-beda antara satu industri dengan yang lain (Mc Cosker, 2000). Hasil penelitian Takarini dan Ekawati (2003) menunjukkan bahwa WCTA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang. Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut.

H1 : Rasio WCTA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba




2.2.2 Hubungan Current Liability to Inventory (CLI) terhadap Pertumbuhan

Laba

CLI termasuk salah satu rasio solvabilitas/leverage. Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Ang, 1997).

Semakin tinggi CLI berarti hutang lancar perusahaan (current liabilities) untuk membiayai persediaan di gudang makin besar, sehingga beban hutang perusahaan menjadi makin besar. Hal ini menimbulkan resiko yang cukup besar bagi perusahaan ketika perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo, perusahaan juga akan dihadapkan pada beban bunga yang besar, sehingga akan mengganggu kontinuitas operasi perusahaan dan laba yang diperoleh perusahaan menjadi berkurang (Reksoprayitno, 1991). Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Machfoedz (1994) dan Ediningsih (2004) yang menunjukkan bahwa CLI berpengaruh negatif untuk memprediksi pertumbuhan laba satu tahun mendatang. Ini membuktikan bahwa perusahaan tidak mampu mendayagunakan hutangnya untuk menambah ekspansi usaha guna memperoleh keuntungan. Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut.

H2 : Rasio CLI berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba


2.2.3 Hubungan Operating Income to Total Liabilities (OITL) terhadap Pertumbuhan Laba

Mahfoedz (1994) menyatakan bahwa OITL merupakan rasio solvabilitas/leverage. Semakin besar OITL menunjukkan semakin besar laba yang diperoleh dari kegiatan penjualan terhadap total hutang perusahaan. Perolehan laba yang besar mengakibatkan perusahaan mampu membayar hutang-hutangnya. Dengan demikian kegiatan operasi menjadi lancar dan pendapatan yang diperoleh meningkat, sehingga pertumbuhan laba meningkat. Hal ini didukung oleh Mahfoedz (1994) dan Ediningsih (2004) yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa OITL berpengaruh positif untuk memprediksi pertumbuhan laba satu tahun ke depan Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut.

H3 : Rasio OITL berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba




2.2.4  Hubungan Total Assets Turnover (TAT) terhadap Pertumbuhan Laba

TAT merupakan salah satu rasio profitabilitas. TAT menunjukkan efisiensi

penggunaan seluruh aktiva (total assets) perusahaan untuk menunjang penjualan (sales) (Ang, 1997).

Semakin besar TAT menunjukkan perusahaan efisien dalam menggunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersihnya. Semakin cepat perputaran aktiva suatu perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan bersihnya, maka pendapatan yang diperoleh meningkat sehingga laba yang didapat besar (Ang, 1997). Ini didukung oleh Ou (1990) dan Asyik dan Sulistyo (2000) yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa TAT berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut.
H4 : Rasio TAT berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba



2.2.5  Hubungan Net Profit Margin (NPM) terhadap Pertumbuhan Laba

NPM  termasuk  salah  satu  rasio  profitabilitas.  NPM  menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan bersihnya (Riyanto, 1995). NPM yang semakin besar menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dari kegiatan penjualan. Dengan laba bersih yang besar, bertambah luas kesempatan bagi perusahaan untuk memperbesar modal usahanya tanpa melalui hutang-hutang baru, sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi meningkat (Reksoprayitno, 1991). Hal ini didukung oleh Mahfoedz (1994), Asyik dan Soelistyo (2000) serta Suwarno (2004) yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa NPM berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut.

H5 : Rasio NPM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba



2.2.6  Hubungan Gross Profit Margin (GPM) terhadap Pertumbuhan Laba

GPM merupakan salah satu rasio profitabilitas. GPM menunjukkan tingkat kembalian keuntungan kotor terhadap penjualan bersihnya (Ang, 1997).GPM yang meningkat menunjukkan bahwa semakin besar laba kotor yang diterima perusahaan terhadap penjualan bersihnya. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menutup biaya administrasi, biaya penyusutan juga beban bunga atas hutang dan pajak. Ini berarti kinerja perusahaan dinilai baik dan ini dapat meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga pendapatan yang diperoleh perusahaan akan meningkat (Reksoprayitno, 1991). Hasil penelitian Juliana dan Sulardi (2003) menunjukkan bahwa GPM berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan. Dari hasil pemikiran tersebut dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut:

H6 : Rasio GPM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba

No comments:

Post a Comment