CARI

MAKALAH EKONOMI PERTANIAN BERKELANJUTAN

BAB I
PENDAHULUAN

 1.1  Latar Belakang
Awalnya, tahun 1980, istilah “sustainable agriculture” atau diterjemahkan menjadi ‘pertanian berkelanjutan’ digunakan untuk menggambarkan suatu sistem pertanian alternatif berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas kehidupan di pedesaan.  Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan.  Tiga indikator besar yang dapat dilihat dari lingkungannya lestari, ekonominya meningkat (sejahtera) dan secara sosial diterima oleh masyarakat petani.
Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
Dalam pengelolaannya, sistem pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis.
Dari beberapa urian diatas sangat jelas bahwa pentingnya sistem pertanian berkelanjutan untuk dapat diterapkan oleh berbagai negara yang ada dibelahan dunia dengan semaksimal mungkin.
 1.2      Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud sistem pertanian berkelanjutan?
2.     Apa prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan?
3.     Apa saja ciri dan sifat sistem pertanian berkelanjutan?
4.     Apa Saja indikator pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan.?
5.     Bagaimana aplikasi pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari paper ini adalah sebagai berikut:
1.     Mengetahui sistem pertanian berkelanjutan
2.     Mengetahui prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan
3.     Mengetahui ciri dan sifat sistem pertanian berkelanjutan
4.     Mengetahui indikator pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan.
5.      Mengetahui aplikasi pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan.
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
 
1. Konsep Pembangunan Pertanian
·         Secara operasional, Turner et al. (1993) mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai upaya memaksimalkan manfaat bersih pembangunan ekonomi dengan syarat dapat mempertahankan dan meningkatkan jasa, kualitas dan kuantitas sumber daya alam sepanjang waktu.
·         Selanjutnya the Agricultural Research Service (USDA) mendefinisikan pertanian berkelanjutan sebagai pertanian yang pada waktu mendatang dapat bersaing, produktif, menguntungkan, mengkonservasi sumber daya alam, melindungi lingkungan, serta meningkatkan kesehatan, kualitas pangan, dan keselamatan.
·           Technical Advisory Committee of the CGIAR (TAC/CGIAR 1988) menyatakan “pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.
Pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan sumber daya alam dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan yang dilaksanakan sedemikian rupa dapat menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan bagi generasi sekarang dan mendatang (FAO, 1989). Pembangunan di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan harus mampu mengkonservasi tanah, air, tanaman dan sumber genetik binatang, tidak merusak lingkungan, secara teknis tepat guna, secara ekonomi layak dan secara sosial dapat diterima. Pertanian berkelanjutan adalah suatu konsep pemikiran masa depan . Pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang berlanjut untuk saat ini , saat yang akan datang dan selamanya. Artinya pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya. Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu kita.
2.  Langkah-langkah penting untuk menjamin ketersediaan dan keberlangsungan sumberdaya alam
1. Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial
            Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi hal-hal seperti ; meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan. Namun pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai. Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak secara langsung dapat diukur. Dimensi etika pembangunan berkelanjutan adalah hal yang menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan miskin semakin melebar, walaupun pemerataan dibanyak negara sudah meningkat. Aspek etika lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan adalah prospek generasi masa datang yang tidak dapat dikompromikan dengan aktivitas generasi masa kini. Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu mempertimbangkan generasi masa datang dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Menghargai Keanekaragaman
            Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang. Keanekaragaman hayati juga merupakan dasar bagi keseimbangan ekosistem.. Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan yang merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti.
3. Menggunakan Pendekatan Integratif
            Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak. Hanya dengan memanfaatkan pengertian tentang konpleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial. Dengan menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan yang lebih integratif merupakan konsep pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan utama dalam kelembagaan.
4.  Meminta Perspektif Jangka Panjang
            Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan,.implikasi pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini. Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda dengan asumsi normal dalam prosedur discounting. Persepsi jangka panjang adalah perspektif pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi, oleh karena itu perlu dipertimbangkan.
3. Segi Tiga Pilar Pembangunan (Pertanian Berkelanjutan)

Dimensi Lingkungan Alam:
·         Keragaman Hayati
·         Daya Luntur Ekosistem
·         Konservasi Alam
·         Kesehatan Lingkungan
Dimensi Ekonomi (Profit) :
·         Efisiensi
·         Daya Saing
·         Nilai Tambah & Laba
·         Pertumbuhan
·         Stabilitas
Dimensi Sosial:
·         Kemiskinan
·         Pemerataan
·         Partisipasi
·         Stabilitas Sosial
·         Preservasi Budaya

4. Ciri-ciri pertanian berkelanjutan:
·         Mantap secara ekologis, yang berarti kualitas sumberdaya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan – dari manusia, tanaman, dan hewan sampai organisme tanah ditingkatkan. Dua hal ini akan terpenuhi jika tanah dikelola dan kesehatan tanaman dan hewan serta masyarakat dipertahankan melalui proses biologis (regulasi sendiri). Sumberdaya lokal digunakan secara ramah dan yang dapat diperbaharui.
·         Dapat berlanjut secara ekonomis, yang berarti petani mendapat penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, sesuai dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan, dan dapat melestarikan sumberdaya alam dan meminimalisasikan risiko.
·         Adil, yang berarti sumberdaya dan kekuasaan disistribusikan sedemikian rupa sehingga keperluan dasar semua anggota masyarakat dapat terpenuhi dan begitu juga hak mereka dalam penggunaan lahan dan modal yang memadai, dan bantuan teknis terjamin. Masyarakat berkesempatan untuk berperanserta dalam pengambilan keputusan, di lapangan dan di masyarakat.
·         Manusiawi, yang berarti bahwa martabat dasar semua makhluk hidup (manusia, tanaman, hewan) dihargai dan menggabungkan nilai kemanusiaan yang mendasar (kepercayaan, kejujuran, harga diri, kerjasama, rasa sayang) dan termasuk menjaga dan memelihara integritas budaya dan spiritual masyarakat.
·         Luwes, yang berarti masyarakat desa memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan ubahan kondisi usahatni yang berlangsung terus, misalnya, populasi yang bertambah, kebijakan, permintaan pasar, dll.
      Anggap saja sistem pertanian berkelanjutan dipandang sebagai suatu paradigma ilmu. Sistem pertanian berkelanjutan sebagai paradigma ilmu membuat khalayak yang mempercayainya hendaknya (a) mengetahui apa yang harus dipelajarinya, (b) apa saja pernyataan-pernyataan yang harus diungkapkan, dan (c) kaidah-kaidah apa saja yang harus dipakai dalam menafsirkan semua jawaban atas fenomena pertanian berkelanjutan.
5.    Strategi Pembangunan Berkelajutan
a.    Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial
Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi hal-hal seperti ; meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan. Namun pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai. Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak secara langsung dapat diukur. Dimensi etika pembangunan berkelanjutan adalah hal yang menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan miskin semakin melebar, walaupun pemerataan dibanyak negara sudah meningkat. Aspek etika lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan adalah prospek generasi masa datang yang tidak dapat dikompromikan dengan aktivitas generasi masa kini. Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu mempertimbangkan generasi masa datang dalam memenuhi kebutuhannya.
b.      Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman
Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang. Keanekaragaman hayati juga merupakan dasar bagi keseimbangan ekosistem.. Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan yang merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti.
c.       Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak. Hanya dengan memanfaatkan pengertian tentang konpleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial. Dengan menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan yang lebih integratif merupakan konsep pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan utama dalam kelembagaan.
d.        Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang
Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan,.implikasi pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini. Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda dengan asumsi normal dalam prosedur discounting. Persepsi jangka panjang adalah perspektif pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi, oleh karena itu perlu dipertimbangkan.
e.         Pengendalian Kelahiran
f.         Undang-undang dan aturan hukum pemanfaatan lahan
g.        Preservasi budaya
h.        Penghijauan
i.          Teknologi budidaya ramah lingkungan
j.          Sharing pemilik lahan kepada penyakap dalam pemenuhan kebutuhan input
6. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Hubungannya dengan Pertanian
Corporate Social Responsibilit(CSR)adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.  Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari
·         melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan,
·         pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu,
·         pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum,
·         sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability.
Jenis Tanggapan Perusahaan atas Tekanan Publik :
v  Mengelak: tidak mengakui adanya masalah dalam kinerja sosial dan lingkungan.
v  Melawan: menggunakan aparat militer dan atau pengaruh di pengadilan.
v  Mengelabui: menggunakan berbagai taktik untuk memberi kesan bahwa telah terjadi perubahan kinerja sosial dan lingkungan (greenwash).
v  Mematuhi: membuat berbagai perubahan signifikan dalam kinerja sosial dan lingkungan.
v  Melampaui: melakukan perubahan kinerja sebelum mendapat tekanan.

Pertanian Berkelanjutan

PENGERTIAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin.

CIRI-CIRI PERTANIAN BERKELANJUTAN

  1. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan (economically viable). Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang bisa ditolerir/diterima.

  2. Berwawasan ekologis (ecologically sound). Kualitas agroekosistem dipelihara atau ditingkatkan, dengan menjaga keseimbangan ekologi serta konservasi keanekaragaman hayati. Sistem pertanian yang berwawasan ekologi adalah sistem yang sehat dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap tekanan dan gangguan (stress dan shock).

  3. Berkeadilan sosial. Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi yang terlibat tanpa membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis.

  4. Manusiawi dan menghargai budaya lokal. Menghormati eksistensi dan memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk yang ada. Dalam pengembangan pertanian tidak melepaskan diri dari konteks budaya lokal dan menghargai tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal

  5. Mampu berdaptasi (adaptable). Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang selalu berubah, seperti pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru dan perubahan konstalasi pasar.

B. INDIKATOR PERTANIAN BERKELANJUTAN

1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai,
2. Membudidayakan tanaman secara alami,
3. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian,
4. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang,
5. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian,
6. Memelihara keragaman genetik sistem pertanian

konsep pertanian berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi(profit), keberlanjutan kehidupan sosial manusia (people), dan keberlanjutan ekologi alam (planet).
Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran pendapatan yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset produktif yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indicator utama dimensi ekonomi ini ialah tingat efisiensi dan daya saing, besaran dan pertumbuhan nilai tambah dan stabilitas ekonomi. Dimensi ekonomi menekankan aspek pemenuhan nebutuhan ekonomi manusia baik untuk generasi sekarang ataupun mendatang.
Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk tercegahnya konflik sosial), preservasi keragaman budaya dan modal sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas. Untuk itu, pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan berusaha dan pendapatan, partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial budaya merupakan indikator-indikator penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan.


Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk dalam hal ini ialah terpeliharanya keragaman hayati dan daya tekstur bilogis, sumber daya tanah, air dan agroklimat, serta kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi daya lentur dan dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan bukan pada konservasi sustu kondisi ideal statis yang mustahil dapat diwujudkan. Ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi sehingga ketiganya harus dipertimbangkan secara berimbang. Sistem sosial yang stabil dan sehat serta sumberdaya alam dan lingkungan merupakan basis untuk kegiatan ekonomi, sementara kesejahteraan ekonomi merupakan prasyarat untuk terpeliharanya stabilitas sosial budaya maupun kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Sistem sosial yang tidak stabil atau sakit akan cenderung menimbulkan tindakan yang merusak kelestarian sumber daya alam dan merusak kesehatan lingkungan, sementara ancaman kelestarian sumber daya alam dan lingkungan dapat mendorong terjadinya kekacauan dan penyakit sosial.

Sistem pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam (TAC-CGIAR, 1988). Pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan konservasi sumber daya alam dan berorientasi pada perubahan teknologi dan kelembagaan yang dilakukan sedemikian rupauntuk menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan bagi generasi sekarang dan mendatang.

    Konsep dasar sistem pertanian berkelanjutan adalah mempertahankan ekosistem alami lahan pertanian yang sehat, bebas dari bahan-bahan kimia yang meracuni lingkungan. Sistem pertanian berkelanjutan pada hakikatnya adalah kembali pada alam yaitu sebuah sistem pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah serasi, selaras dan seimbang dengan lingkungan atau sistem pertanian yang patuh pada kaidah-kaidah alamiah. Kata ‘berkelanjutan’ digunakan secara luas dalam lingkup program pembanguan yang diartikan menjaga agar suatu upaya terus berlangsung atau kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar tidak merosot.
Dalam sistem pertanian, keberkelanjutan memiliki pengertian pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian untuk membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungandan melestarikan sumber daya alam. Sistem pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi. Pertanian berkelanjutan direpresentasikandengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia,mengendalikan erosi tanah dan gulma, serta memelihara kesuburan tanah. Sistem Pertanian berkelanjutan, dalam usaha pertaniannya mengajak untuk bijak pada lingkungan sumber daya alam dengan mempertimbangkan 3 aspek yaitu:

1.    Kesadaran Lingkungan ( Ecologically Sound ) Budidaya pertanian tidak boleh menyimpang dari sistem ekologis yang ada. Harmonisasi dari sistem ekologis merupakan indikator keseombangan lingkungan yang mekanismenya dikendalikan oleh hukum alam.
2.    Bernilai ekonomis ( Economic Valueable) Sistem budidaya pertanian harus mempertimbangkan untung dan rugi baik untuk diri sendiri, orang lain serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun di luar sistem ekologi untuk jangka pendek dan untuk jangka panjang.
3.     Berwatak sosial ( Socially just) Sistem pertanian harus selaras dengan norma dan sosial dan budaya yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

Pelaksanaan sistem pertanian keberlanjutan terdapat lima kriteria yaitu:
1.      Kelayakan ekonomis (economic viability)
2.      Bernuansa dan bersahabat dengan ekosistem dan lingkungan hidup (accologically sound and friendly)
3.      Diterima secara sosial (Social just)
4.      Kepantasan secara budaya (Culturally approiate)
5.      Pendekatan sistem holistik (sistem and hollisticc approach) 


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang seimbang antara ekosistem, ekonomi, lingkungan dan manusia yang berkelanjutan untuk saat ini dan yang akan datang. Dan sistem pertanian berkelanjutan juga mempunyai kriteria, prinsip-prinsip, sifat-sifat, dampak positif maupun negatif, indikator dan aplikasi dalam menjalankan pertanian yang sustainable agar dapat berjalan dengan seimbang.
1.     prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan adalah prinsip ekologis, prinsip sosial ekonomi, prinsip teknis, dan prinip politik prinsip.
2.     Ciri dari sistem pertanian berkelanjutan adalah Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan (economically viable). Berwawasan ekologis (ecologically sound). Berkeadilan sosial. Manusiawi dan menghargai budaya lokal. dan mampu bradaptasi.
3.     Sifat sistem pertanian berkelanjutan adalah Mampertahankan fungsi ekologis, berlanjut secara ekonomis, adil manusiawi, dan luwes.
4.     Indikator  dari sistem pertanian berkelanjutan adalah menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai, membudidayakan tanaman secara alami, mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian, memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang, menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian,memelihara keragaman genetik sistem pertanian.
5.     Aplikasi pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan adalah engendalian hama terpadu, sistem rotasi dan budidaya rumput, konservasi lahan, menjaga kualitas air/lahan basah, tanaman pelindung, diversifikasi tanaman dan lahan, pengolahan nutrisi tanaman, dan agroforestry.
3.2  Saran
Penulis menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang tidak perna luput dari kesalahan, sehingga secara pribadi penulis sangat megharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini agar nantinya dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca khususnya bagi penulis sendiri. 

No comments:

Post a Comment